INTEGRAL KALKULUS LANJUTAN
Anti Turunan (Integral Tak Tentu) adalah jika F dari suatu anti turunan dari f pada
selang I jika DF = f pada I yakni, jika FI (x) = f(x) untuk
semua x dalam I. (Jika x suatu titik ujung dari I, FI (x) hanya
perlu berupa turunan satu sisi).
Contoh :
Carilah suatu anti turunan dari fungsi f(x) = 4x3 pada
(-∞, ∞)
Jawaban :
f(x) = x4 + 2
f1(x) = 4x3
f(x) = x4 + 100
f1(x) = 4x3
Carilah anti turunan dari f(x) = x2 pada (-∞,
∞)
Jawaban :
f(x) = ⅓ x3 + C
f(x) = 3x2 . ⅓
Notasi untuk anti turunan, karena memakai lambang Dx untuk
operasi penentuan suatu turunan, adalah wajar memakai Ax untuk operasi
penentuan anti turunan.
Contoh : Ax (x2) = ⅓x3 + C
Ini adalah notasi yang digunankan oleh beberapa
penulis, dan memang dipakai dalam buku ini pada terbitan-terbitan sebelumnya.
Tetapi, notasi Leibneiz semakin lama semakin populer, karena kita memilih untuk
mengikutinya. Ketimbang Ax , Leibneiz memakai lambang integral yaitu ∫….dx
∫ x2 dx = ⅓x3 + C dan ∫ 4x3 dx
= x4 + C
Teorema A ( Aturan Pangkat )
Jika r adalah sebarang bilangan rasional kecuali -1,
maka
∫ xr dx = xr + 1 + C
r + 1
r + 1
Bukti :
Untuk mengembangkan suatu hasil berbentuk ∫ f(x)
dx = F(x) + C
Dx xr+1 + C
= 1 ( r + 1 )xr = xr
r+1
r + 1
Kita akan membuat dua komentar mengenai Teorema A.
Pertama, dimaksudkan untuk mencakup kasus r = 0, yakni,
∫ 1 dx = x + C
Kedua, karena selang I tidak di rinci, maka
kesimpulan sahih untuk sebarang selang pada xr terdefinisi. Secara
khusus, kita harus mengecualikan selang yang mengandung titik kiri jika
r < 0. Pengertian yang serupa berlaku dalam hal-hal berikutnya.
r < 0. Pengertian yang serupa berlaku dalam hal-hal berikutnya.
Cari anti turunan yang umum dari f(x) = x4/3
Jawaban :
∫ x4/3 dx = x4/3 + C =
x7/3 + C
Teorema B
∫ sin x dx = – cos x + C
∫ cos x dx = sin x + C
Bukti :
bahwa Dx(-cos x) = sin x dan
Dx(sin x) = cos x
INTEGRAL TAK TENTU ADALAH LINIER
Dx adalah suatu
operator linier. Ini berarti 2 hal :
Dx f(x)+g(x) = Dx f(x) + Dxg(x)
Teorema C
(kelinearan dari f … dx) andaikan f dan g mempunyai
anti turunan
(integral tak tentu) dan andaikan k suatu konstanta.
Maka :
Bukti
Untuk memperlihatkan (i) dan (ii), kita cukup
mendiferensialkan ruas kanan dan amati bahwa kita memperoleh integral dari ruas
kiri.
= f (x) + g (x)
Sifat (iii) menyusul dari (i) dan (ii).
Contoh :
Cari (a) 3x2 + 4x ) dx
(b)
u3/2 – 3u + 14 ) du
(c) 1/t2 +
Memakai kelinearan dari
Penyelesaian :
3x2 + 4x ) dx = 3x2 dx + 4x dx
= x2 dx + x dx
= 3 ( x3/3 + C1 ) + 4 ( x2/2 + C2 )
= x3 + 2x2 + ( 3C1 + 4C2 )
= x3 + 2x2 + C
u3/2 – 3u + 14 ) du = 3/2 du
+ du + du
= u3/2+1 + C1 + 3u2 +
C2 + 14u + C3
+1
1+1
= u5/2 + 3u2 +
14u + ( C1 +C2 + C3)
2
= u5/2 + u2 + 14u +
C
1/t2 + = t-2 + t1/2 ) dt
= -2 dt + 1/2 dt
= t-1 + t 3/2 +
C = -1 + 2 t 3/2 + C
-1
t 3
Aturan pangkat yang diperumum
Jika u = g (x) adalah suatu fungsi yang dapat di
diferensialkan dan r suatu bilangan rasional ( r -1 ) , maka :
Dx [ u r + 1 ] = ur . Dx
u
[ r + 1 ]
Atau dalam penulisan fungsional,
Dx ( g [x] r + 1 ) = [g (x)]r .
g’(x)
r +1
Teorema D ( aturan pangkat yang diperumum )
Andaikan g suatu fungsi yang dapat di diferensialkan
dan r suatu bilangan rasional yang bukan -1. Maka :
g(x) ]r . g’(x) dx = [ g(x)]r+1 +
C
r + 1
Contoh :
Cari (a) x4 + 3x )30 ( 4x3 + 3
) dx
(b)
sin 10 x cos x dx
Penyelesaian :
Andaikan g(x) = x4 + 3x ; maka g’ = 4x3 +
3. Jadi, menurut teorema D.
x4 + 3x )30 ( 4x3 + 3 ) dx =
g(x) ]30 . g’(x) dx = [ g(x) ]31 + C
31
= ( x4 + 3x )31 + C
31
Andaikan g(x) = sin x ; maka g’(x) = cos x. Jadi
sin 10 x cos x dx = g(x) ]10 .
g’(x) dx = [ g(x) ]11 + C
11
= ( sin x )11 + C
11
Sekarang kita dapat melihat mengapa leibniz
menggunakan diferensial dx dalam penulisannya dx. Jika kita
tetapkan u = g(x), maka du = g’(x) dx. Karena hal ini
simpulan teorema C,
du = ur + 1 + C , r
r + 1
yaitu aturan pangkat yang biasa dengan u sebagai
variabel. Jadi, aturan pangkat yang diperumum hanyalah aturan pangkat yang
biasa yang ditetapkan pada fungsi. Tetapi dalam menetapkannya, kita harus
selalu yakin bahwa kita mempunyai du bersama-sama dengan ur.
Contoh :
Cari (a) x3 + 6x )5 ( 6x2 + 12
) dx
x2 + 4 )10 x dx
x2/2 +3 )2 x2 dx
Penyelesaian :
Andaikan u = x3 + 6x , maka du = (
3x2 + 6 ) Sehingga, ( 6x2 + 12 )dx.
2( 3x2 + 6 ) dx = 2 du, dengan
demikian
x3 + 6x )5 ( 6x2 + 12 ) dx = 52 du
= 5 du
= 2 [ u6 + C ]
6
= u6 +
2C
3
= ( x3 + 6x )6 + k
3
Dua hal harus diperhatikan mengenai penyelesaian
kita. Pertama, kenyataan bahwa ( 6x2 + 12 ) dx adalah sebagai
ganti du tidak menimbulkan kesukaran faktor 2 dapat dipindahkan ke
depan tanda integral karena kelinearan. Kedua, berakhir dengan suatu konstanta
sebarang 2C . ini masih tetap suatu konstanta sebarang : kita sebut
dengan K.
Andaikan u = x2 + 4 ; maka du =
2x dx. Sehingga,
x2 + 4 )10 x dx = x2 +
4 )10 . ½ 2x dx
= ½ 10 du
= ½ ( u11 + C )
11
Andaikan u = x2/2 + 3 ; maka du
= x Metode yang dipaparkan dalam (a) dan (b) gagal karena x2 dx =
x(x dx) = x du. Dan x tidak dapat dipindahkan ke depan tanda integral
(hal itu hanya dapat dilakukan untuk suatu faktor konstanta). Tetapi dari
aljabar yang biasa,
x2/2 + 3 )2 x2 dx = x4/4 + 3x2 +
9 ) x2 dx
= x6/4 + 3x4 + 9x2 ) dx
















